Jika kamu merasakan sakit, sesungguhnya mereka (orang-orang kafir) juga merasakan sakit sebagaimana yang kamu rasakan. Namun kalian mengharapkan sesuatu kepada Allah yang mereka tidak dapat mengharapkannya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(QS. An-Nisa : 104)
Terdapat beberapa hikmah yang dapat dipetik dari ayat di atas, diantara hikmah-hikmahnya adalah sebagai berikut :
1. Bahwa sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia dalam kondisi harus berusaha dan bersusah payah, untuk menggapai cita-cita dan impian hidupnya. Hal ini merupakan sunnatullah yang telah Allah tetapkan untuk kita menjalani kehidupan di dunia. Bahkan, terkadang untuk menggapai cita dan impian, bukan hanya harus bersusah payah, terkadang kita juga harus bersakit-sakit, meneteskan air mata, bahkan juga harus berdarah-darah. Namun sekiranya kita bisa memaknai hal ini, (yaitu bahwa cita-cita kita adalah menegakkan kalimatullah di muka bumi, dengan menda'wahkan ekonomi syariah (baca ;asuransi syariah) dengan sepenuh jiwa dan raga kita), tentulah kita akan merasakan itu semua tidak akan sia-sia. Itu semua akan dicatat oleh Allah SWT dalam mizan hasanah kita, di yaumil akhir kelak. Sebuah bait syair mengatakan, “Setiap tetes peluh dan darah.. tak akan sirna ditelan masa... segores luka di jalan Allah... kan menjadi saksi penjuangan...”
Allah SWT berfirman kepada kita :
Dan sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam kondisi bersusah payah
(QS. Al-balad/ 90 : 04)
2. Jika kita bersusah payah, maka sesungguhnya orang-orang kafir pun dalam “menda'wahkan” ideologi, pemikiran, atau konsep ekonominya pun juga bersusah payah sebagaimana kita juga bersusah payah. Terkadang bahkan “mujahadah” mereka dalam memperjuangkan konsep-konsep jahiliyahnya, jauh lebih maksimal dibandingkan dengan usaha dan mujahadah kita untuk memperjuangkan ekonomi ilahiyah (baca ; ekonomi syariah). Allah SWT menggambarkannya bahwa mereka tiada henti- hentinya memerangi kita, untuk dapat mementahkan kembali idiolgi kita, melemahkan kita, bahkan juga memperdaya kita. Mungkin dalam sehari konsep mereka bekerja selama 24 jam, dalam sepekan konsep mereka merambah umat Islam selama tujuh hari tanpa henti, dan dalam satu tahun mereka mempropagandakan konsep-konsep mereka selama 365 hari tanpa kenal lelah.
Allah SWT befirman :
Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya
(QS. Al-Baqarah/ 2 : 217)
3. Kendatipun antara kita dan mereka sama-sama bersakit-sakit, bersusah-susah bahkan juga berdarah-darah dalam menda'wahkan konsep dan ideologi masing-masing, namun ada satu perbedaan yang sangat substansial antara kita dan mereka, yaitu bahwa kita mengharapkan sesuatu dari Allah SWT, dimana mereka tidak bisa mengharapkannya. Hal ini adalah karena pondasi perjuangan kita dan mereka berbeda. Pondasi perjuangan kita adalah untuk menegakkan kalimatullah, mengharapkan segala keridhaan Allah. Sementara pondasi perjuangan mereka, mungkin hanya dunia semata, yang terkadang dunia hanyalah menjadi fatamorgana. Dunia hanya impian yang tiada bertepi, seolah mereka mengejar sesuatu yang tiada akhirnya.
Dimana pada intinya, manusia tidak akan pernah merasa puas terhadap apa yang telah mereka miliki.
4. Setidaknya, ada enam benefit yang akan didapatkan oleh pejuang ekonomi syariah, yaitu sebagai berikut :
a. Mendapatkan khumrin na'am. Khumrin na'am adalah unta berbulu merah yang merupakan simbol harta terbaik yang dimiliki oleh orang Arab pada masa Rasulullah SAW. Dalam hadits disebutkan Rasulullah SAW bahwa mengajak orang lain untuk berbuat baik, sesuai dengan hidayah Allah SWT, akan mendapatkan balasan berupa kebaikan yang lebih baik dibandingkan dengan khumrin na'am. Dan dalam konteks berasuransi, mengajak orang lain untuk berasuransi secara syariah sesuai dengan tuntunan Islam, adalah termasuk mengajak orang lain untuk berbuat baik sesuai dengan hidayah Allah SWT.
Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :
Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada satu orang melalui kamu itu lebih baik bagimu daripada unta merah.
(HR. Bukhari)
b. Mendapatkan pahala yang terus menerus mengalir. Allah akan memberikan pahala yang tiada akan terputus terhadap orang yang “memprospek” atau berda'wah kepada orang lain untuk melakukan kebaikan, selama orang tersebut mengamalkan apa yang kita ajarkan. Konsep kebaikan dalam Islam adalah bahwa setiap perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan juga. Dan memprospek orang lain untuk berasuransi secara syariah, merupakan bentuk dari mengajak orang lain melakukan kebaikan.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, “Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang mengajak pada suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala orang tersebut sedikitpun. Dan barang siapa yang mengajak pada suatu keburukan maka ia akan mendapatkan dosa seperti dosa orang mengikutinya tanpa mengurangi dosa orang tersebut sedikitpun.” (HR. Muslim)
c. Mendapatkan fadhilah silaturrahim. Diantara konsekwensi da'wah adalah “harus” melakukan prospek dari satu orang ke orang lain, dan dari satu tempat ke tempat lainnya, atau juga melakukan komunikasi yang baik. Semakin banyak orang yang diprospek, semakin banyak tempat yang dikunjungi, atau semakin banyak orang yang dihubungi (meskipun hanya dengan alat kemomunikasi), akan semakin banyak pula “benefit” yang kita terima. Sehingga idealnya seorang aktivis ekonomi syariah adalah seseorang yang paling banyak kerja dan “prospeknya”, yang insya Allah yang paling banyak juga pahala silaturahimnya. Salah satu benefit dari silaturahim adalah “lapang rizkinya” dan “panjang umurnya”, sebagaimana digambarkan dalam hadits : Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa yang menginginkan rizkinya dipalangkan dan dilanggengkan nama baiknya, maka hendaknya ia “menyambung” tali silaturahimnya.”
(HR. Bukhari)
d. Mendatangkan Keberkahan. Ketika terjadi transaksi terhadap satu objek, maka Allah SWT akan memberikan keberkahan pada “proses transaksi” tersebut, selama dilakukan secara “compliance” dengan syariah. Compliance yang dimaksud minimal harus memenuhi dua kriteria; yaitu pertama adanya kejujuran antara kedua belah pihak, dan kedua adanya kejalasan (tidak gharar). Sehingga “ujrah” dari transaksi yang dilakukan, bukan hanya bernilai halal, namun lebih dari itu, ujrah tersebut juga menjadi berkah. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda,
“Dua orang penjual dan pembeli boleh melakukan khiyar selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya benar (jujur) dan menjelaskan keadaan barang (yang diperjual belikan), maka keduanya akan diberikan keberkahan dalam jaul belinya. Dan jika keduanya menyembunyikan dan berdusta, maka akan dihapuskan keberkahan jual beli keduanya”
(HR. Bukhari)
e. Mendapatkan ampunan dosa. Benefit lainnya yang sangat berharga bagi seorang pejuang ekonomi syariah adalah, mendapatkan ampunan dari Allah SWT atas segala dosa-dosanya. Karena pejuang ekonomi syariah, ia bekerja dalam rangka untuk mensyiarkan syariah Islam, pekerjaannya halal dan mendatangkan keberkahan serta mengajak orang untuk beramal shaleh dalam lingkup asuransi syariah. Lebih dari itu, pejuang ekonomi syariah bukan hanya “bekerja”, namun ia juga berdakwah menuju hidayah Allah SWT. Dalam beberapa riwayat disebutkan :
Barang siapa yang sore hari duduk kelelahan lantaran pekerjaan yang telah dilakukannya, maka ia dapatkan sore hari tersebut dosa- dosanya diampuni oleh Allah SWT.
(HR. Thabrani)
Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW bersabda ;
‘Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu, terdapat satu dosa yang tidak dapat dihapuskan dengan shalat, puasa, haji dan umrah.’ Sahabat bertanya, ‘Apa yang dapat menghapuskannya wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Semangat dalam mencari rizki.’
(HR. Thabrani)
f. Dijanjikan Surga. Pejuang ekonomi syariah, diberi kabar gembira oleh Rasulullah SAW berupa “jannah”. Ia akan dikumpulkan kelak bersama para nabi, shiddiqin dan juga syuhada’. Dan para Nabi, shiddiqin serta syuhada' tidak memiliki tempat di akhirat, melainkan di dalam surga. Dalam sebuah hadits digambarkan :
Seorang pebisnis yang jujur lagi dapat dipercaya, (kelak akan dikumpulkan) bersama
para nabi, shiddiqin dan syuhada’.
(HR. Turmudzi)
5. Inilah benefit yang akan kita dapatkan sebagai pejuang ekonomi syariah, yang tentunya tidak akan didapatkan oleh pejuang-pejuang ekonomi selain ekonomi syariah. Jika kita letih, mereka juga mungkin merasa lebih letih. Jika kita sakit, mungkin mereka juga jauh lebih sakit dibandingkan kita. Jika kita bersusah payah dan bahkan mungkin habis-habisan dalam menda'wahkan ekonomi syariah, mereka juga sama bersusah payah dan habis-habisan dalam menda'wahkan ekonomi non syariah. Namun ada benefit-benefit yang kita harapkan dari Allah SWT, yang mereka tidak mungkin mendapatkannya, yaitu minimal enam poin di atas (khumrin na'am, pahala yang terus menerus mengalir, mendapatkan fadhilah silaturahim, mendatangkan keberkahan, mendapatkan ampunan dosa serta dijanjikan surga). Jadi, masihkah kita ragu dalam menegakkan ekonomi syariah? Ya Allah.. Kuatkan kami dalam menda'wahkan kalimah-Mu... Amiiiiin.
Wallahu A'lam Bis Shawab
By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag
Sekretaris Dewan Pengawas Syariah Takaful Indonesia
seri 025